Perkembangan ekonomi Selandia Baru sejak awal hingga saat ini mencerminkan transformasi dari ekonomi yang berbasis agraria menuju ekonomi modern yang lebih beragam, dengan fokus pada teknologi, pariwisata, dan keberlanjutan. Berikut adalah perjalanan ekonomi Selandia Baru dalam berbagai periode penting:
1. Periode Awal: Ekonomi Berbasis Suku Māori (Sebelum 1840)
- Ekonomi Tradisional Māori: Sebelum kedatangan orang Eropa, masyarakat Māori hidup dengan mengandalkan sumber daya alam setempat. Mereka berburu, menangkap ikan, bertani, dan memanfaatkan sumber daya laut. Ekonomi mereka bersifat subsisten dan berbasis komunitas, dengan pertukaran barang antar suku (barter).
- Sumber Daya: Ikan, burung, dan tanaman seperti ubi dan talas menjadi makanan pokok bagi Māori, sementara sumber daya alam seperti batu dan kayu digunakan untuk membuat peralatan dan perahu.
2. Kolonialisasi Inggris dan Perdagangan Ekspor (1840-an hingga Awal Abad ke-20)
- Perjanjian Waitangi (1840): Perjanjian ini menandai dimulainya kolonialisasi Inggris di Selandia Baru. Setelah kedatangan pemukim Inggris, ekonomi mulai bergeser dari ekonomi subsisten menuju ekonomi berbasis komoditas ekspor.
- Pertanian dan Peternakan: Seiring dengan datangnya pemukim Eropa, industri pertanian mulai berkembang, terutama dalam bidang peternakan domba. Pada akhir abad ke-19, wol menjadi ekspor utama Selandia Baru.
- Pengiriman Daging Dingin (1882): Penemuan teknologi pendinginan memungkinkan Selandia Baru mengekspor daging, terutama domba, ke pasar Inggris. Ini adalah tonggak penting dalam perkembangan ekonomi negara, yang membuat Selandia Baru menjadi salah satu pengekspor daging terbesar di dunia.
3. Ekonomi Berbasis Pertanian dan Hubungan dengan Inggris (Abad ke-20 hingga 1950-an)
- Dominasi Pertanian: Pada awal abad ke-20, ekonomi Selandia Baru sangat bergantung pada ekspor produk pertanian, termasuk daging, wol, dan produk susu. Hubungan dengan Inggris sangat penting, karena pasar utama ekspor adalah Inggris.
- Anda mungkin dapat menggunakan potongan dan kredit lain yang diizinkan untuk menyeimbPutarann kemenangan Anda selain mengurangi kerugian permainan Anda. Misalnya, Anda mungkin dapat menggunakan potongan ini untuk menurunkan penghasilan kena Keuntungan slot demo mahjong wins 2 Anda jika Anda memiliki biaya perusahaan yang besar, sumbangan amal, atau biaya medis. Untuk menentukan alternatif terbaik Anda dalam memaksimalkan potongan Keuntungan dan menurunkan kewajiban Keuntungan Anda, bicaralah dengan profesional Keuntungan.
- Standar Hidup Tinggi: Pada periode ini, Selandia Baru dikenal memiliki salah satu standar hidup tertinggi di dunia, karena pendapatan dari ekspor pertanian yang kuat.
- Peran Pemerintah: Pemerintah memiliki peran besar dalam mengatur ekonomi, dengan kebijakan yang mendukung sektor pertanian dan memberikan subsidi kepada petani.
4. Perubahan Ekonomi dan Diversifikasi (1960-an hingga 1980-an)
- Krisis Ekspor ke Inggris: Pada tahun 1973, Inggris bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (sekarang Uni Eropa), yang menyebabkan penurunan permintaan untuk produk pertanian dari Selandia Baru. Ini menimbulkan krisis ekonomi karena ketergantungan yang besar terhadap pasar Inggris.
- Diversifikasi Ekonomi: Untuk mengatasi krisis ini, Selandia Baru mulai mendiversifikasi ekonomi dengan mencari pasar baru untuk produk ekspornya, seperti Australia dan negara-negara Asia. Mereka juga mulai mengembangkan sektor lain seperti manufaktur dan pariwisata.
- Reformasi Ekonomi (1984): Pada awal 1980-an, Selandia Baru mengalami stagnasi ekonomi yang parah. Pemerintah melakukan reformasi besar-besaran di bawah Perdana Menteri David Lange. Kebijakan liberalisasi pasar ini dikenal sebagai Rogernomics, yang meliputi penghapusan subsidi pertanian, privatisasi perusahaan milik negara, deregulasi ekonomi, dan pengurangan tarif perdagangan.
5. Ekonomi Modern dan Globalisasi (1990-an hingga 2000-an)
- Pertumbuhan Pasca-Reformasi: Setelah reformasi ekonomi, Selandia Baru mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Ekonomi mulai bergeser dari yang berbasis pada pertanian menjadi lebih terdiversifikasi, dengan penekanan pada sektor jasa, teknologi, dan pariwisata.
- Perdagangan Bebas: Selandia Baru menandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas, termasuk dengan Australia (Perjanjian Hubungan Ekonomi Dekat), China (FTA pada 2008), dan negara-negara lainnya, yang membantu membuka akses pasar bagi produk Selandia Baru, terutama produk susu dan pertanian.
- Sektor Pariwisata: Pariwisata menjadi sektor penting dalam ekonomi Selandia Baru, terutama dengan meningkatnya minat terhadap keindahan alam negara ini, yang semakin populer setelah film The Lord of the Rings. Wisatawan dari negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, China, dan Eropa menjadi pengunjung utama.
6. Ekonomi Kontemporer (2010-an hingga Sekarang)
- Sektor Teknologi: Sektor teknologi dan inovasi di Selandia Baru telah tumbuh pesat. Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Xero (perusahaan software akuntansi) menjadi bagian dari perekonomian yang semakin digital dan global.
- Perubahan Iklim dan Ekonomi Hijau: Selandia Baru mulai mengambil langkah serius untuk mengatasi perubahan iklim, dengan fokus pada keberlanjutan dalam industri pertanian, energi terbarukan, dan konservasi alam. Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.
- Pandemi COVID-19: Pandemi membawa dampak besar bagi sektor pariwisata, yang merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam ekonomi Selandia Baru. Namun, respons cepat pemerintah terhadap pandemi membantu menjaga stabilitas ekonomi, dan negara ini mulai pulih dengan fokus pada pemulihan sektor-sektor utama seperti pertanian, teknologi, dan pariwisata.
- Hubungan Ekonomi dengan China: Selandia Baru terus memperkuat hubungan dagang dengan China, yang telah menjadi salah satu mitra dagang terbesarnya, terutama dalam ekspor produk susu, daging, dan kayu.
Tantangan Ekonomi Saat Ini:
- Krisis Perumahan: Salah satu masalah utama yang dihadapi Selandia Baru adalah tingginya harga perumahan, terutama di kota-kota besar seperti Auckland. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap hunian yang terjangkau.
- Populasi Kecil: Dengan populasi yang relatif kecil, Selandia Baru menghadapi tantangan dalam meningkatkan skala industri untuk bersaing di pasar global, meskipun memiliki keunggulan dalam produk pertanian dan teknologi.
- Ketergantungan pada Ekspor Pertanian: Meskipun ekonomi Selandia Baru telah terdiversifikasi, sektor pertanian masih memainkan peran penting, sehingga fluktuasi harga komoditas dunia dan perubahan iklim tetap menjadi risiko besar.
Kesimpulan
Ekonomi Selandia Baru telah berkembang dari ekonomi agraria yang sederhana menjadi ekonomi modern yang terdiversifikasi, dengan sektor-sektor utama seperti pertanian, pariwisata, teknologi, dan jasa. Reformasi ekonomi pada 1980-an menjadi titik balik penting, yang membuka jalan bagi perkembangan ekonomi berbasis pasar. Meskipun Selandia Baru masih menghadapi tantangan, termasuk perubahan iklim dan krisis perumahan, negara ini terus bergerak menuju ekonomi yang lebih inovatif dan berkelanjutan.